Senin, 23 Oktober 2017

Pemain Amatir Mencoba Keberuntungan

Pemain Amatir Mencoba Keberuntungan

Politik tidak jauh berbeda dengan bermain catur. Dalam permainan catur dikenal dengan tiga (3) tahapan permainan. Pertama, pembukaan (opening), tahap dimana permainan baru dimulai. Biasanya, kedua pemain akan mengembangkan buahnya, mencoba untuk mengontrol bagian tengah, dan tentunya melindungi raja dengan cara rokade. Pembukaan sangat menentukan pada permainan tengah dan akhir, karena pembukaan yang baik akan memberikan kemudahan untuk meraih kemenangan.

Dalam konteks politik, pembukaan ini bisa dimaknai sebagai upaya-upaya publikasi, baik melalui media elektronik, media cetak, baleho, kegiatan sosial atau lainnya. Baleho dengan jargon yang beraneka ragam merupakan bagian dari langkah awal untuk menyusun strategi. Strukturisasi tim dan pengembangan langkah yang memungkinkan mempermudah terhadap pengembangan langkah selanjutnya. Termasuk akun-akun baru yang bermunculan atas nama kontestan.

Berikutnya, Tahap Pertengahan (Middlegame), adalah tahap yang biasanya dimulai setelah kedua pemain mengembangkan buahnya dan mengamankan rajanya. Dalam tahap ini, kedua pemain saling menyerang bidak-bidak lawannya, dan juga mempertahankan bidak-bidak sendiri. Tahap ini yang mungkin disampaikan oleh seorang Filsuf politik Italia, Niccolo Machiavelli yang termasyhur karena nasihatnya yang blak-blakan bahwa seorang penguasa yang ingin tetap berkuasa dan memperkuat kekuasaannya haruslah menggunakan tipu muslihat, licik dan dusta, digabung dengan kekejaman dan penggunaan kekuatan. Dengan bahasa lain, bertahan dan menyerang lawan-lawannya.

Bagi pemain pemula yang tidak cukup berpengalaman, biasanya dalam tahap opening saja sudah kewalahan. Tidak sampai pada tahap pertengahan, karena dalam tahap ini lawan tidak segan-segan untuk melakukan penyerangan habis-habisan. Pun dalam politik, bagi orang yang ujug-ujug berkecimpung dalam perpolitikan tanpa modal pengalaman yang cukup kemudian ia berkompetisi dengan yang sudah pengalaman, kebanyakan menyerah sebelum berperang. Taruhlah, kontestan pada Pilkada Pamekasan yang sudah mulai meredup dan jatuh satu-persatu.

Terakhir adalah tahan endgame di mana tahap ini dimulai saat bidak-bidak mulai tersisa sedikit. Di tahap ini kedua pemain berusaha menskakmat lawan dan juga bertahan untuk tidak diskakmat. Ketika kontestan dari awal sudah mulai saling menyerang dengan jumlah tenaga yang begitu besar. Pada tahap ini, tinggal mencoba memaksimalkan sisa-sisa tenaga yang masih ada. Bermain ritme dan keuletan agar tidak terbunuh. Dan yang terbaik akan keluar sebagai pemenang.

Dalam pada ini, penulis memang hanya bisa memberikan saran, bagi yang tidak cukup berpengalaman dalam dunia politik, sebaiknya belajar dulu. Sebab, kelas amatir yang tiba-tiba berusaha untuk melawan yang profesional hanya akan menjadi bahan tertawaan dan candaan di warung-warung. Mengaca pada permainan catur ini, yang jam terbangnya kurang hanya akan dijadikan bulan-bulanan.

Segala sesuatu ada kelasnya, termasuk politisi. Bagi yang suka dengan dunia politik jangan sungkan belajar, dan jangan berharap menjadi pintar tanpa belajar. Saya melihat pendatang baru itu sama dengan orang belajar merokok, berusaha seperti perokok ulung dengan gayanya, padahal tetap saja kelihatan kaku. Bagi yang betul-betul perokok, cara memegangnya saja sudah ketahuan kalau memang perokok ulung. Merokoklah dulu yang banyak, nanti juga akan ahli sendiri, apalagi setiap merokok ada kopinya, tentu akan semakin nikmat.

Wallahu a'lam!

Sampang, 23 Oktober 2017

0 komentar:

Posting Komentar