Senin, 08 Januari 2018

Ternyata Presiden Kita Juga NU

Ternyata Presiden Kita Juga NU

Saya termasuk pendukung Jokowi, tapi saya berusaha belajar Objektif. Kalau semisal saya tidak setuju dengan kebijakan beliau menaikkan harga BBM, saya utarakan saja. Mungkin Anda akan bertanya, kenapa tidak diselatankan saja? Harusnya, pertanyaannya bukan itu. Tetapi kenapa saya tidak mendukung? Baik, saya akan menjawab dengan sangat gamblang, segamblang silet. Nah, lo, salah lagi kan?

Jadi begini, kalau biasanya saya isi BBM satu kali dengan harga tertentu, bisa beberapa kali pergi ke rumah mertua; setelah harga BBM naik, saya harus beli dua kali dengan ketentuan yang sama. Sudah nyata kan perbedaannya. Itu alasan saya tidak setuju, dan mungkin saudara sekalian. Tapi akhirnya setuju, atau setuju sama saja, BBM tetap naik. Kalau demikian adanya saya pasrah saja, yang penting Bapak Presiden punya Kartu Tanda Anggota NU (Karta-NU), itu sudah lebih dari cukup. Berarti bapak Jokowi sama dengan saya. Hidup NU!

Memang NU pilihan yang tepat pak. Anda akan mendapatkan kedamaian, kesejukan, ketenangan, ketenteraman dan lain-lain. Tapi saya curiga sama bapak, kenapa masuk NU, apa bapak punya modus, atau ikut-ikutan wakil bapak. Ah, itu urusan bapak, yang penting NU dululah. Orang sekelas Presiden tidak mungkin tanpa perhitungan yang matang. Seratus buat Bapak Presiden.

Lho, iya ya. Saya kok baru sadar kalau orang nomor satu dan nomor dua di Negara ini adalah orang NU. Atau mungkin beberapa Menterinya. Saya yakin juga kalau orang ketiganya juga NU. Ups, kok pakai orang ketiga. Maksudnya, adalah orang yang dekat-dekat Bapak Presiden. Biar tidak salah paham.

Lantas, siapa yang kemudian akan menyangsikan kebesaran NU. Kalau satu, dua, sampai tiga adalah NU. Dan kita-kita juga NU. Dengan demikian, semoga kita akan bersama para ulama, sampai hari kiamat Mr. Presiden.

Wallahu a'lam!

Pamekasan, 08 Januari 2017

0 komentar:

Posting Komentar