Minggu, 21 Januari 2018

Belajar Kepada Tokoh

Belajar Kepada Tokoh

Untuk mengetahui bahwa seseorang yang jatuh dari pohon atau kecelakaan dalam berkendara—tertabrak mobil, jatuh dari motor—itu bisa mengalami patah tulang atau kematian, ia tidak harus mengalami sendiri. Kalau sesuatu yang akan menjadi ilmu pengetahuan bagi seseorang dituntut untuk dialami sendiri, berapa banyak hidup tersita untuk selalu melakukan riset ilmiah, bereksperimen sebelum mengungkapkan sesuatu.

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang banyak untuk saat ini, cukup dengan cara belajar kepada orang lain yang sudah dianggap punya pengalaman dan pengetahuan ilmiah, baik itu secara langsung atau tidak langsung—seperti belajar karya-karya yang dimuat oleh para tokoh—meskipun itu tidak sepenuhnya mewakili terhadap perkembangan zaman. Paling tidak, pengetahuan para tokoh itu akan menginspirasi dan dijadikan sebagai pijakan awal dalam pemikiran.

Banyak para tokoh yang sudah melakukan riset ilmiah—dengan eksperimen atau dengan pemikiran seperti kontemplasi, imajinasi—dalam banyak bidang ilmu pengetahuan, baik dalam ilmu filsafat, fisika, kimia,matematika, astronomi, biologi dan ilmu kesehatan, teknologi serta lainnya.

Para tokoh bidang pemikiran yang sampai saat ini statemen-statemennya masih menjadi rujukan dalam pemikiran seperti Sokrates filsuf kelahiran Athena,Yunani 469 SM., dan juga muridnya yaitu Plato yang pemikirannya juga tidak kalah brilian, Plato juga mempunyai murid bernama Aristoteles, begitu juga Aristoteles mempunyai murid bernama Aleksander Agung yang kesemuanya ini mempunyai andil besar dalam bidang pengetahuan.

Tetapi selain tokoh itu masih banyak tokoh lainnya, yang pemikirannya juga dijadikan sebagai pengetahuan dalam bidang pemikiran seperti Mao Tse Thung, Meng-Tse, Lau tse, Nitche, Lenin, Stalin, Karlmaks, Sigmund Freud, Al-Farabi, Aristarchus, Al-Kindi, Bertrand Rusel, Democritus, Descartes, Ibnu Haitam, Immanual Kant, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, John Locke, Leonardo Da Vinci, Thales, William James serta tokoh lainnya. Para tokoh ini telah berhasil memberikan dasar pengetahuan yang dilanjutkan oleh banyak generasi berikutnya.

Tokoh lain yang telah mampu membangun peradaban di bidang teknologi, seperti Alexander Graham Bell, Bessemer, Browning, Burroughs, Carl Benz, James Watt, Orville Wright, William Sturgeon serta banyak yang lainnya, telah mampu memberikan pengantar ilmu pengetahuan teknologi saat ini. Meskipun harus kita pahami bahwa pemikiran mereka masih terbatas pada zamannya. Pengetahuan mereka tidak menutup sepenuhnya terhadap pemikiran yang baru karena pengetahuan mereka hanya mewakili zamannya. Perkembangan zaman menuntut bahwa pengetahuan tidak cukup dibatasi oleh pengetahuan para tokoh yang dimaksud.

Sebuah keniscayaan bahwa perkembangan zaman ini pasti akan diimbangi dengan tingkat pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Kenapa tidak, dasar-dasar pengetahuan sudah ditanam oleh para pemikir terdahulu, sebagai generasi kita hanya dituntut belajar dan menampung banyak informasi pengetahan yang sudah dituangkan dalam bentuk karya ilmiah oleh para tokoh terdahulu. Internalisasi pengetahan harus tetap dilakukan sebagai upaya mengantisipasi degradasi dan stagnasi pengetahuan itu sendiri. Tetapi hal itu terjadi jika diimbangi dengan ghiroh belajar yang kuat dari para generasi berikutnya.

Artinya adalah bahwa kemajuan sebuah Negara itu bergantung seberapa jauh semangat belajar dari para generasinya dengan segala keterbatasannya. Bercermin dari para tokoh, tidak satu orang tokohpun yang dikaruniai kemampuan yang instan. Mereka belajar pantang menyerah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Semoga manfaat!

Pamekasan, 08 Oktober 2015

0 komentar:

Posting Komentar