Minggu, 29 April 2018

Bahagia dengan Cara Sederhana

Bahagia dengan Cara Sederhana

Ada yang mengatakan bahwa mengamen jauh lebih baik daripada mencuri. Iya lah, karena mengamen adalah sebuah cara mendapat uang dengan bernyanyi (keliling), sementara mencuri adalah sebuah cara mendapatkan harta dengan mengambil hak orang lain. Mengamen menghibur orang dan mencuri merugikan orang.

Mengamen, tidak hanya membutuhkan keahlian bernyanyi. Yang lazim dalam mengamen juga membawa peralatan sebagai pengiring lagu yang dibawakan. Dalam menggunakan peralatan yang digunakan sebagai pengiring nyanyian, juga membutuhkan keahlian sendiri. Misalnya, menggunakan gitar, gendang, dan seruling. Yang tidak kalah penting juga suara yang bagus.

Hal yang menarik dari pengamen ini adalah harganya yang murah. Cukup punya seribu rupiah kita sudah dapat satu lagu, kalau sampai sepuluh ribu kita sudah bisa menggelar konser, itupun tanpa permohonan surat izin ke Badan Lingkungan Hidup (BLH) atau Polres.

Kadang bahagia itu tidak harus mahal; tidak harus merogoh kantong terlalu dalam, dan; bahkan ada yang tidak butuh modal sedikit pun.

Bahagia memang tidak selamanya harus disandarkan pada jumlah materi. Tujuan dari banyak orang mengumpulkan materi untuk mencapai kebahagiaan tidak sepenuhnya benar. Materi memang faktor eksternal yang berusaha mengkontaminasi internal seseorang agar menjadi bahagia. Faktor eksternal ini mampu memengaruhi dan merekayasa pikiran seseorang dari kondisi netral menuju kecenderungan tertentu.

Di dunia ini, masih ada beberapa orang yang bahagia tanpa materi. Orang seperti ini bahagia tanpa adanya pengaruh faktor eksternal, seperti harta berlimpah, jabatan atau apapun. Kalau sumber kebahagiaan itu dari dalam diri kita, maka sangat mungkin seseorang bisa bahagia dengan sendiri tanpa pengaruh faktor eksternal.

Cara-cara efektif yang sudah terbukti mampu membangun kebahagiaan bagi seseorang adalah membangun hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan. Pendekatan seperti ini sering digunakan oleh para sufi. Para sufi mampu membangun kebahagiaannya dengan cara mengelola bagian dalamnya dengan cara selalu menyebut dan mengingat kebesaran Tuhan. Pada saat bersamaan kebahagiaan lahir dari dalam dirinya.

Bagi orang seperti saya, untuk mencapai kebahagiaan dengan materi masih belum punya, pun dengan merekayasa pikiran masih belum bisa. Merekayasa pikiran membutuhkan konsistensi yang berkelanjutan dalam kurun waktu yang relatif lama. Sehingga akhirnya, cukuplah dengan menggelar konser, dan berbaur sebagai sebuah cara bagaimana saya berbahagia.

Wallahu a'lam!

Pamekasan, 26 April 2018

0 komentar:

Posting Komentar