Jumat, 06 April 2018

Sakit dan Introspeksi Diri

Sakit dan Introspeksi Diri

Setelah sakit baru terasa bahwa kesehatan itu sangat berarti. Dalam keadaan sehat, mungkin tidak menyadari bahwa organ tubuh manusia satu sama lain saling berhubungan untuk menyempurnakan gerak pada diri manusia. Semua organ tubuh, kompak berdasarkan satu instruksi dari otak meski beda fungsi, sehingga melahirkan keserasian dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Meski demikian, satu organ tubuh saja sakit dan tidak berfungsi maksimal, maka sakitlah seluruh tubuh dan gerak tubuh akan menjadi tidak seimbang dan akan pincang.

Itu yang bisa saya buktikan, setelah dari kemarin di selangkangan (pangkal paha) sebelah kiri merasakan sakit yang luar biasa. Jangankan mau berjalan, apalagi bekerja yang membutuhkan tenaga ekstra, mau ke kamar kecil saja membutuhkan tenaga tambahan dua orang manusia di sebelah kiri dan kanan. Setiap satu langkah dan terjadi gerakan pada kaki, sakitnya luar biasa. Sungguh tersiksa dan menyiksa.

Mungkin Tuhan hendak menyampaikan, bahwa organ tubuh yang selama ini dimanfaatkan dan lewat begitu saja setiap jam tanpa rasa syukur adalah anugerah yang sangat besar dan senantiasa harus disyukuri. Menyukuri nikmat Allah yang dari dalam tubuh yang dirasakan secara langsung oleh kita niscaya harus kita lakukan. Secara sederhana, dalam tubuh kita ada sistem rangka sebagai penyangga tubuh kita yang terdiri dari tulang-tulang, sehingga kita bisa berjalan, bergerak dan tubuh tidak lamas; sistem pencernaan yang berfungsi mengolah makanan dari yang bersifat hewani dan nabati menjadi kimiawi; sistem pernapasan, yang berfungsi untuk meyuplai oksigen ke dalam dalam tubuh; sistem peredaran darah yang berfungsi untuk mengirimkan makanan dan sejenisnya ke seluruh tubuh manusia. Ini sebagian fungsi dari organ tubuh manusia yang berlalu begitu saja kita manfaatkan.

Belum lagi nikmat lain di luar tubuh manusia. Seperti makanan, pemandangan, musik, bantal guling, celana dalam (termasuk isinya) dan kenikmatan yang lain. Seperti kata Tuhan, "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Tuhan memelihara kedua tempat terbit matahari dan tempat terbenamnya." Dengan dua hal itu terjadilah kehidupan di dunia ini, terjadilah siang dan malam. Yang kata Tuhan siang waktu mencari nafkah dan malam waktu untuk istirahat, dan bisa ditambah hal lain, kalau misalnya iseng bisa memanfaatkan waktu dengan istri, dan aktivitasnya bisa apa saja.

Itulah organ tubuh manusia yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya; saling melengkapi dan saling menyempurnakan. Yang kemudian dijadikan sebagai sebuah analogi bagi kaum mukmin antara yang satu dengan lainnya oleh Rasulullah SAW.
Seperti sabdaNya: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (Shahih Muslim No.4685).

Lantas, bagaimana kejadian hari ini yang nyaris tidak ada kepedulian antara umat yang satu dengan lainnya. Apakah perlu dipertanyakan keimanannya, jika sesama muslim saja sudah saling cacimaki dan hujat. Mana, kesakitan yang dimaksudkan oleh Rasulullah bagi manusia beriman. Ah, entahlah!

Wallahu a'lam!

Pamekasan, 07 April 2017

0 komentar:

Posting Komentar