Sabtu, 21 April 2018

Ibuku Kartiniku

Ibuku Kartiniku

Hari ini, kata orang hari Kartini. Hari dimana rakyat Indonesia diingatkan untuk mengenang sesosok perempuan yang bernama Kartini. Bahkan, nyaris orang-orang yang punya akun di media sosial mengucapkan Hari Kartini dengan ekspresinya masing-masing.

Siapa sebenarnya Kartini? Kartini, adalah seorang perempuan yang lahir di Jepara, Hindia Belanda, pada 17 September 1879. Dulu, Hindia Belanda, dan kini Indonesia. Ia, adalah tokoh perempuan yang banyak berkontribusi terhadap perubahan sosial, utamanya perubahan sudut pandang tentang status perempuan di tengah masyarakat.

Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Kartini adalah seorang perempuan yang mempunyai keinginan untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tetapi masalah sosial umum.

Bentuk konkret dari perjuangan seorang Kartini adalah ia mendirikan sekolah yang dikhususkan untuk kaum perempuan. Ia menginginkan perempuan Hindia Belanda (baca: Indonesia) cerdas dan bisa mengambil peran dalam ruang lingkup sosial, bukan hanya sebagai pelayan lahiriah yang lepas sama sekali dari menggunakan kecerdasan akal dan pikiran sebagai manusia.

Kartini memang mempunyai pola pandang yang lebih maju daripada perempuan kebanyakan pada zamannya. Ia tidak segan menggugat budaya-budaya yang sekiranya akan menghambat perkembangan pola pikir masyarakat jawa pada saat itu. Karena baginya, perempuan harus mempunyai status sosial yang sama di mata masyarakat.

Kawin muda sebagai salah satu adat jawa yang diperangi oleh Kartini, termasuk kebiasaan perempuan yang suka dimadu. Kartini melihat perempuan yang dimadu hanya dijadikan sebagai alat pemuas hasrat seksual, sehingga hal demikian penting untuk diperangi.

Nilai-nilai yang diperjuangkan oleh Kartini sudah banyak dirasakan oleh kaum perempuan kiwari. Kebebasan berekspresi bagi kaum perempuan tidak lepas dari peran Kartini yang selama ini memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan. Ia mampu mendobrak pola pikir kaum perempuan yang selama ini terhegemoni oleh struktur sosial. Saat ini Kartini telah banyak menginspirasi kaum perempuan.

Refleksi atas nilai yang diperjuangkan oleh Kartini harus tetap digalakkan. Upaya ini untuk tetap menciptakan perempuan-perempuan tangguh di masa depan. Indonesia saat ini tidak boleh kekurangan Kartini, agar eksistensi perjuangan dari Kartini masih kita rasakan.

Sebagai sebuah nilai, setiap orang mempunyai Kartininya masing-masing. Iya, bagi seorang saya, ibuku adalah Kartiniku. Seorang perempuan yang melahirkan dan membesarkan saya dengan kasih sayang. Memberikan pendidikan yang cukup kepada saya sebagai bekal dalam menjalani hidup di dunia dan akhirat.

Wallahu alam!

Sampang, 21 April 2018

0 komentar:

Posting Komentar