Rabu, 27 September 2017

Perdagangan Manusia dan Iklan Gratis

Perdagangan Manusia dan Iklan Gratis

Tidak hanya makanan, mainan, perabotan yang banyak ditemukan dijual di mana-mana; pun manusia juga tidak lepas dari perdagangan bebas. Di jalanan, di media sosial, di pengajian, di trotoar, di warung, bahkan di WC sekalipun. Jangan salah, ini bukan penjualan manusia di bawah umur, tapi penjualan manusia cukup umur. Manusia yang sudah biasa kencing berdiri dan bahkan berlari.

Ada penjual, ada juga promotor, termasuk penerima layanan iklan gratis. Penerima iklan gratis ini adalah orang yang melibatkan diri dalam keadaan yang sesungguhnya dia tidak sedang dibutuhkan. Sekali pun dia termasuk orang yang tidak dibutuhkan, tetapi loyalitasnya mengalahkan bos copet, dan mempunyai militansi yang cukup tinggi. Kira-kira seperti militer-lah. Tahan cobaan, ujian dan rintangan, mengalahkan kera sakti (baca: Sun Gwo Kuong). Hihihi  

Semisal, setiap kali buka facebook dia posting dagangannya dalam bentuk wajah manusia, kemudian disampaikan bahwa dagangannya itu adalah yang terbaik. Entah, kapan ujiannya. Kemudian mati-matian membela bila ada yang mencela; beda pendapat dihujani dengan penghakiman yang luar biasa. Tidak segan untuk menjustifikasi orang; memberikan label orang. Label yang biasa diberikan adalah liberal, atau kalau tidak, kafir. Waw, takut!

Tidak cukup sampai di situ, pengiklan gratis ini tidak segan untuk menjatuhkan dagangan orang lain. Dengan cara mencela, menghina, menebar fitnah dan lain-lain. Tapi untung, konsumen hari ini sudah cukup cerdas, kalau pun didengarkan paling hanya ingin memastikan, apakah tukang iklan gratis itu 'baik-baik saja' atau mulai kurang waras. Ia, betul, mana ada jasa promosi tidak dibayar, mau saja kerja siang malam. Kecuali... Ah, sudahlah!

Nah, tukang iklan gratis ini kadang suka tidak nyambung. Yang dijual siapa dan yang membutuhkan siapa, seringkali tidak tahu, bahkan tidak tahu tempat. Kadang juga tidak tahu bahwa dia sedang dimanfaatkan dan sedang ditertawakan banyak orang. Pengiklan gratis ini sering menjual produk di tempat dimana tidak ada orang yang membutuhkan produk itu. Entah apa cita-citanya, saya sendiri tidak paham. Padahal menurut saya lebih manfaat, buka kitab dan baca di depan banyak orang. Damaikanlah hati orang dengan tusiah-tausiah ala Imam Atha'illah as-Sakandari.

Pengiklan gratis ini yang penting dapat 'suka' dan beberapa komentar, dia ini sudah senang luar biasa. Kalau dapat dukungan tentang iklannya, ia bahagia. Tetapi pendukungnya memang tidak jauh berbeda.

Tulisan menjelang tidur dengan tokoh misterius.

Pamekasan, 25 Agustus 2016

0 komentar:

Posting Komentar