Jumat, 19 Januari 2018

Politik; Mewaspadai Permainan Isu

Politik; Mewaspadai Permainan Isu

Sederhananya seperti ini. Anggap semua yang beredar seputar politik itu adalah isu. Sebab, hampir setiap kabar yang beredar seputar politik saat ini, penuh dengan propaganda, kepalsuan, dan sama sekali tidak lepas dari kepentingan. Tujuannya hanya satu, ingin memengaruhi orang untuk menjadi bagian (pendukung figurnya) daripada dirinya.

Intinya, kabar yang berkembang saat ini lebih pertikularistik; tidak universal. Kalau misal, ada seseorang mengabarkan tentang kecelakaan: mau tahun gajah, tahun saka atau lebaran kuda sekalipun, pasti nilainya sama. Karena berita kecelakaan itu tidak pernah tendensius dan mempunyai kepentingan kelompok manapun, selain mau menginformasikan berita secara utuh tentang sebuah kejadian. Itulah universal.

Tapi, jika menyangkut urusan politik, kabar yang disampaikan saat ini, menjadi tidak menarik jika disampaikan tahun depan dan tidak lagi relevan dengan situasi dan kondisi saat itu. Isu yang beredar hanya bersifat momentum saja. Sehingga dengan begitu, jangan mudah terbawa oleh hal yang bersifat partikularisme ini. Sebab di dalamnya syarat dengan kepentingan, dan kebusukan.

Jika otak kita dijejali dengan perkara yang berkaitan dengan isu politik (baca: Pilkada) anggap saja angin lalu. Ingat, visi-misi tidak termasuk isu politik. Yang cenderung isu itu, jika sudah mengarah kepada merugikan pihak (baca: rival politik) lain dan bersifat opini; disampaikan secara berbusa-busa dengan intensitas yang tinggi.

Jaga baik-baik pikiran kita, jangan mau diombang-ambing oleh manusia penyebar isu. Kadang keterbatasan kita sebagai orang kampung, seringkali dimanfaatkan sebagai objek opini, dan bahkan dalam kondisi tertentu (saking mantapnya opini yang berkembang) kita bahkan menjadi subjek opini (tukang sebar isu juga). Semoga Allah menjauhkan kita dari penyebar isu. Amin!

Percayalah, bahwa semakin dekat dengan pemungutan suara maka semakin dekat pula isu yang beredar itu dengan kepalsuan. Sehingga bagi siapapun orang yang sama sekali tidak punya keahlian dalam ilmu politik, jangan menjebakkan diri untuk ikut dan melebur di dalamnya untuk menghindari kesalahan langkah yang akan ditempuh. Tetap tenang, sedot rokoknya, lalu seruput kopinya.

Jadi, biarkan saja urusan politik menjadi urusan mereka yang mau dan berkecimpung di dunia politik. Urusan kita adalah "Berbaur" dengan masyarakat, menjaga kedamaian dan kenyamanan di tengah masyarakat. Tidak usah ikut-ikutan masalah politik, menjadi pengamat politik, apalagi menjadi paranormal politik yang di mana-mana selalu berkoar, "si A menang dan B kalah". Ah, ada-ada saja!

Saya sepakat dengan pidato, Presiden kita Bapak Jokowi yang mengatakan bahwa dalam memilih pemimpin itu harus memilih pemimpin yang baik. Itu saja!

Wallahu a'lam!

Pamekasan, 14 Januari 2018

0 komentar:

Posting Komentar