Sangat deras menyerap ubunku
hamparan batu dengan guanya yang lebar
angin sepoi bercampur sesekali gemericik burung
semuanya lengkap seperti pertama kali aku bertandang
hanya satu yang hilang dari sekian banyak yang utuh
kau sudah menjelma batu
Dari atas kepala bukit ini aku menatap
genting-genting rumah yang tua, hitam, coklat, merah, dan kuba yang hijau
Aku melihat semut berpapasan
dan berbagi roti sisa para pengunjung
aku iri dibuatnya, kebersamaan yang masih belum luntur itu
mengajakku mengenangmu
Kamis, 19 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar