Bunda edisi ke-satu
Bunda, pasti tanganmu kasar
sebab aku melihatmu memegang cangkul di belakang rumah
sesekali engkau menundukkan kepala dan mengangkatnya
seperti mencabuti rumput di sekitar pohon ketela itu
Bunda, aku tahu engkau tak hendak berteduh
hingga akhirnya hujan mengguyurmu
sebab aku melihatmu memegang cangkul di belakang rumah
sesekali engkau menundukkan kepala dan mengangkatnya
seperti mencabuti rumput di sekitar pohon ketela itu
Bunda, aku tahu engkau tak hendak berteduh
hingga akhirnya hujan mengguyurmu
dan gigilmu mengoyak keperkasaanku
maafkan aku bunda hanya bisa memandangmu dari jauh
maafkan aku bunda hanya bisa memandangmu dari jauh
Bunda edisi ke-dua
Bunda, berilah kesempatan aku untuk mencuci kakimu yang kasar
sebab setiap jalan yang kau lalui hanya untuk menyuapiku
anakmu yang hanya menadah dari tangan keriputmu semakin tak tahu malu
agar tak penuh dengan propaganda hati izinkan aku memulai dari ujung jemarimu
Bunda, kau boleh tidak tercatat oleh sejarah
atas perihal yang kau lalui dalam hidupmu
tapi, aku anakmu yang akan mengabadikannya dengan tinta mas
kemudian aku silapkan dihati paling dalam
agar sekalipun musim berlabuh kau tetap disini.
Bunda, berilah kesempatan aku untuk mencuci kakimu yang kasar
sebab setiap jalan yang kau lalui hanya untuk menyuapiku
anakmu yang hanya menadah dari tangan keriputmu semakin tak tahu malu
agar tak penuh dengan propaganda hati izinkan aku memulai dari ujung jemarimu
Bunda, kau boleh tidak tercatat oleh sejarah
atas perihal yang kau lalui dalam hidupmu
tapi, aku anakmu yang akan mengabadikannya dengan tinta mas
kemudian aku silapkan dihati paling dalam
agar sekalipun musim berlabuh kau tetap disini.
0 komentar:
Posting Komentar