Senin, 25 Desember 2017

IKA, NU dan Pengabdian

IKA, NU dan Pengabdian

Menyatukan keberagaman dalam bingkai kebersamaan; melebur dalam satu ideologi tanpa disekat oleh sebuah profesi yang satu dengan lainnya. Tidak berbicara tentang strata sosial, yang dapat memicu kelas sosial. Yang bukan saudara menjadi saudara; dan jika ada saudara menjadi orang lain, tidak berlaku di tempat ini. Semuanya sahabat tanpa pandang bulu.

Strukturisasi persahabatan dan persaudaraan ini sebagai upaya memperat yang renggang; mendekatkan yang jauh; mengingatkan yang terlupakan; menyambung yang terputus; dan memperkenalkan yang tidak tercatat. Minimal ini adalah kerja nyata awal yang sempat terelisasi dalam semangat kebersamaan itu. Selebihnya dipikirkan kembali untuk kegiatan lainnya.

Ikatan Keluarga Alumni PMII Cabang Pamekasan, atau yang sering disebut dengan IKA, ingin melompat lebih tinggi dan menjadi bagian yang tercatat dalam sejarah perubahan di Kabupaten Pamekasan. IKA tetap menjadi wadah yang steril dari segala bentuk kepentingan secara kelembagaan, tetapi tidak menutup ruang afiliasi personal dalam segala aspek kehidupan sosial, yang endingnya bermuara pada penguatan ideologis.

Kegiatan dialog yang digelar, sebagai penguat Sumber Daya Manusia, adalah langkah awal sebagai salah satu cerminan akan pentingnya nilai-nilai akademis dalam setiap merealisasikan kegiatan di masa yang akan datang. Menyimak sambutan sekretaris Pengurus Wilayah IKA PMII Jawa Timur, yang menjelaskan bahwa, IKA ke depan tidak boleh bergerak seperti model-model yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang hanya berkutat pada persoalan aksi dan audiensi.  Namun, juga harus bergerak menyesuaikan dan melihat kepentingan masyarakat. Lebih peka terhadap persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.

Tidak kalah penting sambutan yang dilakukan oleh Pengurus Besar IKA PMII pusat, yang menjelaskan bahwa, akhir dari segala pengabdian di PMII dalam segala jenjang, adalah bagaimana akhirnya mampu membesarkan Nahdlatul Ulama (NU). Sebab kader yang sudah berproses di PMII sudah 60% menguasai ideologi Ahlussunnah waljamaah. IKA menjadi tidak penting jika hanya dijadikan tempat berkumpul saja, jika tidak diproyeksikan sebagai wadah yang akan melahirkan kader NU yang siap menjadi bagian untuk menjaga ahlussunnah waljamaah dan NKRI.

Wallahu a'lam!

Pamekasan, 26 Desember 2016

0 komentar:

Posting Komentar