Minggu, 31 Desember 2017

Tahun Baru Harusnya Lebih Baik

Tahun Baru Harusnya Lebih Baik

Tidak benar, jika upacara tahunan yang hampir menyerupai setan itu adalah warisan. Sebab, tempo dulu tidak banyak orang yang cukup mampu untuk membeli sepeda motor untuk dijadikan sebagai media konvoi seperti saat ini. Kalau pun ada jumlahnya sangat terbatas, itu pun hanya orang-orang elit kelas menengah ke atas. Sedang orang kampung hanya menjadi pemerhati dari jarak jauh. Bagi orang kampung, jangankan sampai memiliki, berpikir untuk memiliki saja tidak terbersit.

Seperti yang disampaikan oleh Soe Hok Gie, "Cepat atau lambat, suka atau tidak suka, perubahan hanya soal waktu," dan dilanjutkan oleh seorang penyair Chairil Anwar, "Karena zaman tidak bisa dilawan". Betul saja, yang semula kendaraan sepeda motor hanya dimiliki sebagian orang, kini sudah hampir dimiliki oleh semua orang; yang dulu hanya ada di perkotaan, di kampung pun sudah hampir setiap rumah ada. Tidak hanya yang tua, bahkan yang muda sekali pun.

Iya, perubahan hanya soal waktu, karena zaman tidak bisa dilawan. Mau apa lagi. Mungkin karena aneka ragam produksi kendaraan sepeda motor yang sangat banyak dengan harga yang relatif murah yang menyebabkan semua kalangan bisa memiliki.

Persoalannya bukan terletak kepada berapa jumlah pengguna kendaraan sepeda motor. Tetapi lebih kepada kecenderungan yang ditimbulkan bagi orang-orang yang belum siap memanfaatkannya dengan baik dan benar. Semisal menjelang tahun baru. Banyak catatan yang perlu dievaluasi atas kecenderungan para pemuda dalam berkendara. Mereka berjalan bersama beriringan dan menyisakan sedikit jalan bagi pengendara yang lain. Sangat mengganggu sekali.

Sebenarnya, dalam konteks tahun baru dengan aneka ragam pernak-perniknya, generasi saat inilah yang memulai. Tidak ada budaya yang sama sekali diturunkan oleh para orang tua. Mereka berinisiatif merayakan tahun baru dengan cara-cara yang menurut mereka menyenangkan. Dengan aneka ragam asesoris yang dikenakan, mulai dari riasan wajah yang tidak kalah seram dibandingkan setan, pakaian yang pantas untuk orang yang sudah meninggal; warna rambut yang tidak kalah macam dengan cat tembok, dan menyorong seperti bulu ayam mau tarung; wajah yang mirip vampir, dan lain sebagainya.

Dan dapat dipastikan, jika tidak segera diantisipasi budaya semacam ini akan menjadi budaya yang akan diwariskan secara turun-temurun. Semua elemen bisa mencegahnya, baik itu kepolisian, tokoh masyarakat dan lain-lain. Sebab, hal semacam ini lambat atau cepat akan merusak generasi bangsa.

Bisa dibayangkan, jika anak gadis harus pulang lebih dari jam 00.00 WIB. dan tidak sendirian pula, dia bersama teman laki-lakinya.

Yang paling jelas dari sekian banyak yang akan disampaikan, perlu disampaikan bahwa merayakan tahun baru dengan konvoi itu tidak baik dan tidak ada manfaatnya.

Wallahu a'lam!

Proppo, 01 Januari 2017

0 komentar:

Posting Komentar