Rabu, 06 Juni 2018

Politik; Permainan dan Anak Kecil

Politik; Permainan dan Anak Kecil

Lucu sekali melihat anak kecil bertengkar hanya memperebutkan mainan (mobil-mobilan, red). Tentu, lucu bagi saya, tapi serius bagi mereka. Sebab, bagi mereka hal itu memperebutkan sebuah kesenangan dan kebahagiaan. Dunia mereka di sana, dan hanya sebatas itu jangkauan pemikirannya.

Beda anak kecil beda pula orang dewasa. Kita sebagai manusia mempunyai tingkat kesenangan yang berbeda. Semakin dewasa seseorang akan semakin menjauh dari sesuatu yang bersifat remeh temeh. Kalau sudah lebih dewasa kesenangannya akan berbeda lagi. Yang dulu menyenangkan, kini tampak lucu di hadapan orang dewasa.

Sesuatu yang mengasyikkan bagi anak kecil, sudah tidak lagi bagi para remaja. Jika kita melihat anak remaja masih bermain mobil-mobilan perlu dipertanyakan perkembangannya secara psikologis. Jika mobil-mobilan saja sudah tidak relevan bagi otak anak remaja, apalagi orang dewasa ataupun orang tua. Para remaja beranjak kepada permainan lain yang dianggap relevan dengan usianya, yang sekaligus keluar dari pola pikir permainan anak kecil.

Semakin dewasa seseorang, ia akan semakin melihat kelucuan yang ada di sekitarnya, terutama kepada orang yang masih ada di bawahnya. Pada masa remaja, senang dengan berambut panjang dengan anting di telinga, setelah dewasa kita akan menertawakan diri sendiri, karena terkenang pada masa itu, dan bahkan tidak segan menertawakan anak remaja yang mengikuti jejak kita tempo dulu.

Begitu juga sebaliknya. Tidak ada anak kecil yang suka dengan permainan orang dewasa. Kemungkinan itu terjadi disebabkan jangkauan mereka yang masih terbatas. Bagi anak kecil, yang serius itu makan hati, sementara bagi orang dewasa, buat apa pekerjaan yang sia-sia. Pada akhirnya, saya meyakini bahwa segala bentuk permainan itu akan semakin lucu bersama dengan semakin dewasanya diri kita.

Pun permainan politik. Melihat perseteruan di media sosial (baca: facebook, dll.) saling caci maki, saling fitnah, intimidasi, yang mewarnai permedsosan pada saatnya akan menjadi sesuatu yang lucu bagi kita seiring dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan kita. Seperti anak kecil, sebelum mereka tahu bahwa yang di hadapannya adalah permainan, mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang serius.

Bahkan pada saatnya, ketika kita sudah memahami bahwa politik itu tidak lebih dari sekedar permainan, kita akan menertawakan diri sendiri sembari menertawakan orang lain yang masih suka dengan permainan kita tempo dulu. Bagi yang belum sampai, permainan ini memang cenderung dianggap serius sebelum akhirnya harus tersenyum kecil mengenang kelucuan pada saat bermain-main dengan caci maki, fitnah, dll.

Ingin rasanya saat ini saya pergi dari keseriusan politik menuju kelucuan politik. Dalam artian, saya ingin segera menggeser pola pikir bahwa politik itu bukan mainan saya, tetapi permainan mereka yang masih lucu. Untuk saat ini mungkin saya belum bisa, tetapi semoga segera bisa. Sehingga akhirnya, saya akan tersenyum kecil melihat pendatang baru dengan keseriusannya dalam permainan politik. Di tengah keseriusan berpolitik ini saya pilih berbaur dalam Pilkada Pamekasan ini.

Ya Allah, segera dewasakan hamba agar segera melihat politik sebagai sebuah kelucuan, sebagaimana Engkau telah memperlihatkan kelucuan mobil-mobilan bagi orang yang sudah dewasa.  Amin...

Wallahu a'lam!

Pamekasan, 06 Juni 2018

0 komentar:

Posting Komentar