Minggu, 13 Mei 2018

Ketika Sang Wali Butuh Pendapat (?)

Ketika Sang Wali Butuh Pendapat (?)

Seorang wali yang mendapat bocoran tentang musibah yang akan terjadi-di sebuah desa-sedang bingung. Sebagai seorang wali, ia mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menyelamatkan penduduk desa dari musibah itu. Untuk menyelamatkan penduduk desa, seperti tidak ada cara lain selain dengan cara mengevakuasi penduduk desa itu ke tempat yang aman. Namun yang menjadi persoalan adalah cara bagaimana meyakinkan penduduk desa bahwa di desa itu akan terjadi musibah. Namanya penduduk desa, aneka macam karakter yang ada sulit untuk diajak kerja sama, apa lagi perihal sesuatu yang belum jelas.

Namanya penduduk desa, tidak hanya satu atau dua orang saja, tapi ratusan atau bahkan ribuan. Bisa kita bayangkan dalam kondisi itu. Jika ada orang menyampaikan suatu hal yang besar dan tidak betul-betul terjadi, kira-kira apa yang akan dilakukan kepada orang itu selain dicincang habis-habisan. Dengan jumlah penduduk yang banyak itu harus dievakuasi, maka sulit sekali untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Di sisi yang berbeda, Sang Wali juga harus menyembunyikan identitas diri tentang kewaliannya. Sebagai seorang wali yang menyembunyikan statusnya, otomatis orang hanya melihat profesi yang digeluti selama ini, bukan sebagai seorang wali. Pekerjaan sebagai petani, yang menurut sebagian orang sebagai pekerjaan kelas dua atau dalam kacamata sosial identik dengan pekerjaan masyarakat menengah ke bawah semakin mengurangi kepercayaan masyarakat atas apa yang akan disampaikan.

Memberikan pemahaman dan meyakinkan penduduk tentang hal itu rasanya sulit, karena selain status sebagai seorang wali yang dirahasiakan, beliau adalah seorang petani. Mana bisa seorang petani tiba-tiba berfatwa bahwa di desa itu akan terjadi musibah, kecuali dia akan menjadi bulan-bulanan masyarakat desa karena dianggap tidak waras. Tidak, rasanya itu bukanlah jalan yang baik. Harus berpikir ekstra keras dengan langkah-langkah yang cerdas.

Sang Wali pun bingung. Ia harus berpikir keras untuk memecahkan masalah itu; dan harus pandai memanfaatkan satu jatah doa yang akan dikabulkan oleh Tuhan dalam masalah itu. Kira-kira doa apa yang akan dipanjatkan untuk menyelamatkan penduduk desa. Apakah akan berdoa agar musibah itu digagalkan. Tidak, rasanya itu tidak mungkin, karena persoalan itu merupakan hak prerogatif Tuhan, manusia hanya punya upaya dan ihtiar untuk menghindari itu.

Atau, berdoa memohon uang sebanyak-banyaknya untuk membuat rumah di tempat yang berbeda. Kemudian penduduk dievakuasi ke tempat itu. Tapi ini mencurigakan sekali. Bagaimana mungkin seorang petani mempunyai banyak uang untuk membeli tanah dan membuat rumah untuk penduduk desa. Sungguh di luar nalar akal sehat. Sang Wali, semakin bingung tentang apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan penduduk desa, dengan satu jatah doa itu.

***
Seandainya, Anda adalah Wali itu. Apa yang akan anda lakukan untuk menyelamatkan penduduk desa? Sedangkan anda tidak boleh membocorkan rahasia tentang kewalian anda yang memungkinkan orang percaya terhadap apa yang anda sampaikan, termasuk tentang musibah yang akan terjadi, dengan tujuan agar masyarakat perpindah dengan sukarela.

Berikutnya, bila Tuhan berkenan memberikan satu permintaan yang akan dikabulkan olehNya. Kira-kira, doa apa yang akan dipanjatkan untuk menyelamatkan penduduk desa itu, selain gagalnya musibah di desa itu.

Wallahu a'lam!

Pamekasan, 13 Mei 2017

0 komentar:

Posting Komentar