Kamis, 01 Februari 2018

Memahami Rupa Sebagai Cobaan

Memahami Rupa Sebagai Cobaan

Seorang ulama shaleh, Syekh Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba'alawi dalam kitabnya Sullamut Taufiq, menjelaskan bahwa salah satu dari sebagian maksiat hati adalah takabur. Yaitu, "menolak kebenaran dan menghina orang lain, serta memperlihatkan diri bahwa dirinya lebih baik dari orang lain."

Kalau melihat petikan karya tersebut, memang benar adanya, karena salah satu dari sekian banyak kecenderungan yang terjadi pada manusia adalah membanggakan diri. Membanggakan diri dari setiap kelebihan yang dimiliki, karena tidak mungkin membanggakan kekurangan.

Salah satu kelebihan yang sering dibanggakan adalah mempunyai rupa elok. Rupa elok menjadi bagian yang mengakibatkan orang berfikir lebih dari orang lain. Kecenderungan tersebut, tanpa disadari telah menyeret kepada persoalan yang sesungguhnya melahirkan maksiat hati.

Jika demikian, hal itu bisa difahami bahwa rupa yang elok menjadi bagian dari cobaan yang diturunkan oleh Allah, karena kecenderungannya yang bisa membawa orang untuk membanggakan diri. Allah dengan tegas menyampaikan ketidak sukaan-Nya terhadap orang yang demikian, seperti yang difirmankan Allah dalam alqur'an yang artinya, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." QS. (Luqman:18).

Sebenarnya ada hal yang lebih membahayakan dari sekedar membanggakan diri. Yaitu apabila sampai kepada tahap memanfaatkan keelokan rupa untuk menjual diri. Hal akan mengakibatkan rentetan persoalan yang semakin panjang.

Bila kita tidak pandai memanfaatkan dengan baik karunia dari Allah ini, kita akan terjebak pada kubangan dosa yang sangat dalam. Pembersihan hati dari sifat-sifat seperti itu harus senantiasa kita minta kepada Allah, agar kita terlindung dari kobaran api yang sangat panas, karena bagaimanapun akhir dari kehidupan ini kita akan dibenturkan oleh sebuah konsekuensi perbuatan selama ada di dunia.
Semoga bermanfaat!

Wallahu a'lam bisshowab.

Pamekasan, 01 Januari 2014

0 komentar:

Posting Komentar