Rabu, 21 Februari 2018

Politik dan Interaksi yang Tidak Menguntungkan

Politik dan Interaksi yang Tidak Menguntungkan

Simbiosis Mutualisme adalah hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang berbeda dan saling menguntungkan. Misalnya hubungan antara lebah dengan bunga, lebah diuntungkan mendapat nektar dan bunga diuntungkan dalam proses penyerbukan. Sebuah teori yang layak dijadikan sebagai analogi dalam kehidupan sosial dan politik.

Dalam konteks sosial, pola interaksi seperti ini memungkinkan terciptanya hubungan yang baik antara yang satu dengan lainnya karena tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Di dalam keanekaragaman karakter manusia, pola ini akan saling melengkapi dan menciptakan kesempurnaan dan harmonisasi sosial.

Pola hubungan yang saling menguntungkan ini akan membuat satu sama lain merasa betah dan nyaman. Sebagai manusia normal, hubungan seperti ini yang banyak diinginkan, sehingga penting untuk diciptakan, dikembangkan dan dilestarikan. Sebaliknya, pola hubungan timbal balik yang dapat merugikan pihak lain (simbiosis parasitisme) harus ditinggalkan karena hanya dapat merusak tatanan sosial.

Apabila ada sebagian manusia yang selalu gagal dalam berinteraksi dan cenderung ditinggalkan, maka penting introspeksi diri terhadap pola yang digunakan dalam berinteraksi. Apakah pola yang digunakan itu merupakan pola yang kurang relevan dengan karakter kebanyakan orang dan keluar dari keumuman interaksi yang disukai banyak orang. Selamat bertanya kepada diri sendiri.

Dalam hal Pilkada misalnya, atau pemilihan-pemilihan lainnya. Memilih merupakan suatu hal yang menguntungkan bagi terpilih. Tetapi apakah pemilih akan sama untung sebab memilih? Persoalan ini masih bergantung kepada situasi dan kondisi dikemudian hari. Apabila keinginan pemilih terpenuhi sebab memilih--seperti kesejahteraan dan keadilan sosial, maka di sini terjadi hubungan yang saling menguntungkan; apabila tidak terpenuhi dengan memilih, maka akan menjadi pihak yang dirugikan.

Siapa pun manusianya, pasti tidak suka dengan sebuah hubungan yang akan merugikan itu. Jika misalnya, hal itu terjadi di masa lalu, maka yang paling rasional adalah tidak mengulang untuk yang kesekian kalinya. Dirugikan atau tidak dirugikan, kita bisa melihat seberapa jauh terpenuhinya keinginan kita dengan keterpilihan itu. Karena hal ini, akhirnya akan berkaitan dengan persoalan amanah.

Simbiosis Parasitisme--hubungan antara dua jenis makhluk hidup di mana yang satu mendapat keuntungan sedangkan yang satunya lagi dirugikan--tidak perlu menimpa secara berulang. Seperti pepatah yang mengatakan, "Tidak perlu jatuh di tempat yang sama untuk yang kedua kalinya." Yang berlalu biarlah berlalu, dan perbaiki untuk masa yang akan datang; yang sudah pernah diketahui polanya dalam melaksanakan amanah, jika tidak sesuai dengan harapan, tinggalkan saja. Kita tidak butuh benalu dalam hidup karena hanya merusak pohon yang akan berbuah. Karakter yang sudah baik direcoki dengan ketidakpuasan pilihan.

Hidup memang sering mengajari kita dengan siapa kita layak hidup. Kalau tidak selamanya bisa saling menguntungkan, tetapi tidak sampai saling merugikan. Yang penting kita tidak menjadi pihak yang selalu dimanfaatkan, kemudian ditinggalkan. Jika itu pernah terjadi, maka jadikan sebagai pelajaran dan bekal hidup di masa yang akan datang. Kita akan sungguh tahu mana manusia dan mana yang tidak manusia.

Mari, pandai-pandailah mencari teman, mencari figur, mencari kelompok, mencari pemimpin. Jangan mau dibohongi pakai baleho yang dipampang besar di mana-mana dengan janji yang mengharu biru. Bekalilah diri kita dengan analisa yang memadai, jangan terbuai dengan janji-janji yang berbusa-busa. Menjelang pemilihan, pandai-pandailah mencari figur yang baik.

Wallahu a'lam!

Pamekasan, 22 Pebruari 2017

0 komentar:

Posting Komentar