Senin, 26 Februari 2018

Karena Sesungguhnya Berpolitik itu Pengabdian

Karena Sesungguhnya Berpolitik itu Pengabdian

Politik seringkali disanding dengan kata percaturan, yang kemudian sering diungkapkan dengan istilah 'percaturan politik'. Apa itu sebanarnya politik? Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) politik diartikan (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan). Sedangkan menurut Ramlan Surbakti (1999:1) Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

Untuk menjadi bagian penentu kebijakan dalam sebuah pemerintahan, dibutuhkan amanah dari masyarakat. Amanah yang dimaksud adalah pendelegasian dari masyarakat tertentu melalui mesin politik yang sudah diatur melalui sebuah peraturan, seperti partai atau cara yang lain (independen). Sebab, tidak mungkin seluruh masyarakat yang ada pada wilayah tertentu bisa menjadi bagian dari penentu kebijakan atau; tidak mungkin seluruh rakyat Indonesia menjadi penentu dari sebuah kebijakan pemerintah pusat. Maka melalui perwakilan itu masyarakat menjadi bagian dari sebuah kebijakan.

Di dalam permainan catur, dibutuhkan strategi, kombinasi, dan analisa kalkulasi. Pun dalam politik dibutuhkan hal yang sama, untuk merebut amanah dan kepercayaan masyarakat. Segala cara dilakukan untuk mendapatkan kepercayaan, mengatur barisan dan mengembangkan bidak dan perwira, menyerang dan bertahan untuk menyudutkan lawan politiknya.

Dalam konteks Pilkada kabupaten Pamekasan. Para praktisi politik ini sudah mulai menyiapkan strategi dengan menyiapkan bidak-bidak dan perwiranya untuk mengunci lawannya. Mesin-mesin partai dan semua sayap partai digerakkan untuk mendapatkan simpatisan dengan segala janji-janjinya, yang akhirnya ingin menjadi bagian dari penentu kebijakan dalam sebuah pemerintahan, dengan bahasa yang berbeda 'kekuasaan'.

Amanah yang sedianya adalah sebuah pengabdian kepada masyarakat untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat, menjadi berubah gunung emas yang diperebutkan mati-matian, dengan modal yang tidak sedikit. Setelah mendapatkan kepercayaan, pengabdian pun terlupakan karena yang tergambar di otaknya adalah cara bagaimana kembali modal.

Harusnya amanah dikonotasikan secara positif. Yaitu memanfaatkan kesempatan untuk mengabdi lebih baik dan lebih luas kepada masyarakat, bukan sebagai ajang merebut kekuasaan dan mempertahankan trah politik. Kalau bukan sekarang, kapan lagi kita mendapatkan pahala yang besar sembari menikmati kekuasaan.

Kepercayaan yang sangat sulit didapatkan itu-untuk ukuran saat ini-harusnya dijadikan pelajaran untuk bekerja lebih baik. Selain, bekerja dengan cara yang baik dan mengabdi dengan setulus-tulusnya adalah strategi paling ampuh untuk mempertahankan trah politik, dengan bahasa lain, untuk tetap mendapatkan amanah dari masyarakat. Masyarakat hari ini tidak terlalu bodoh untuk selalu diiming-imingi dengan materi menjelang pemilihan saja. Kerja dan pengabdian selalu diamati setiap saat oleh masyarakat kita.

Penguasa, penguasa berilah hambamu uang. Beri hamba uang!
Wallahu a'lam!

Pamekasan, 27 Pebruari 2017

0 komentar:

Posting Komentar