Rabu, 28 Maret 2018

Kaum Muda dan andil Pelestarian Budaya

Kaum Muda dan andil Pelestarian Budaya
Menyoal kecenderungan kaum muda yang larut dengan kebudayaan barat dalam konteks kekinian
Oleh: Musannan*

Kaum muda adalah aset bangsa yang mempunyai andil besar terhadap keberlanjutan dan maju mendurnya sebuah bangsa. Kenapa kaum muda, karena kaum mudalah generasi yang akan melanjutkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga atas dasar itulah, bagaimana mulai saat ini, kaum muda mampu mempertahankan elemen penting dalam sistem kehidupan berbangsa dan bernegara itu, dan elemen penting itu adalah kebudayaan.

Cakupan kebudayaan sangat luas dan hampir meliputi semua unsur dalam kehidupan, karena budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Bila demikian adanya dapat ditarik sebuah konklusi bahwa kadar intelektual suatu bangsa ditentukan oleh seberapa jauh kebudayaan bangsa itu sendiri. Pertanyaannya sekarang adalah apakah bangsa Indonesia mempunyai nilai kebudayaan yang rendah yang mengakibatkan bangsa ini jauh tertinggal dibandingkan dengan Negara lain kebanyakan. Tentu jawabannya adalah tidak. Karena, pertanyaan yang sebenarnya adalah seberapa jauh bangsa kita selama ini mempertahankan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kebudayaan itu sendiri. Apabila jawabannya setengah hati, jangan salah apabila kecerdasan bangsa ini hanya setengah-setengah.

Nah, disinilah peran kaum muda muncul, bagaimana kaum muda membulatkan tekat untuk mengembalikan citra bangsa dengan cara merampungkan kembali situs-situs kebudayaan bangsa dan kemudian difahami secara komprehensif serta diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Disadari atau tidak, budaya merupakan identitas bangsa. Maka dari itulah bagaimana kita sebagai bangsa utamanya kaum muda berperilaku layaknya budaya orang ketimuran yang syarat dengan norma-norma, jangan sampai kabur dan tidak mampu dibedakan antara kita dan bangsa lain. Justeru sebaliknya bagaimana kaum muda mampu melestarikan dan mampu bersaing dalam era globalisasi saat ini, dan membawa orang bertekuk lutut dan mengakui bahwa budaya kita adalah budaya yang layak untuk diapresiasi.

Menyikapi kecenderungan kaum muda yang kerap bersinggungan dengan budaya menjadi persoalan yang sepantasnya mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh. Hal ini masuk kepada langkah antisipatif, yang tidak lepas peran beberapa pihak baik struktur pemerintah atau tokoh-tokoh Masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk mentransfer keilmuan di bidang kebudayaan, agar kaum muda tidak menjadi orang lain di Negaranya sendiri.

Budaya barat atau western culture yang masuk tanpa filterisasi sangat berpengaruh negatif terhadap bangsa terutama terhadap kaum muda. Utamanya perilaku dari berpenampilan, pola makan, dan kesenangan. Dan perlu disampaikan hal itu merupakan agenda besar yang terselubung yang sengaja akan dicekokan kepada bangsa kita utamanya kaum muda sebagai generasi bangsa.

Orientasi terselubung ini terbaca pada saat didengungkannya globalisasi, yang tentu tidak perlu dijalaskan apa itu globalisasi, negara barat utamanya amerika akan melakukan penyeragaman kebudayaan yang dilakukan secara bertahap, yang ending-nya kita mengikuti pola-pola yang dilakukan barat. Bila hal itu terjadi anak cucu kita tidak tahu warisan asli dari pada moyangnya.

Ancaman tersebut tidak hanya sebatas itu, lambat laun arus budaya barat itu akan mengurangi nasionalisme bangsa, sebelum akhirnya hilang sama sekali.

Meski tidak dapat dipungkiri adanya ilmu teknologi akan sangat cepat memberikan kabar tentang budaya barat, tetapi sebaliknya yang harus dilakukan bagaimana justeru kita mampu memanfaatan teknologi itu sendiri sebagai sarana balik untuk mempublikasikan budaya bangsa. Apakakah dengan tidak meniru kebudayaan orang lain dianggap tertinggal. Tentu tidak.

Kita harus mengaca pada orang-orang China bagaimana mempertahankan budayanya. Budaya seperti barongsai tetap bertahan dan Aksara Cina yang tetap terjaga. Kemudian, apakah orang-orang China dianggap tertinggal dalam bidang ekonomi dan teknologi. Kita bisa menjawabnya sendiri.

Wallahu a'lam...

*Penulis adalah kaum muda pemerhati budaya.

Pamekasan, 29 Maret 2012

0 komentar:

Posting Komentar