Selasa, 06 Maret 2018

Selamat Pagi Tuan Salman

Selamat Pagi Tuan Salman!

Apakah Anda betah di Indonesia? Berdasarkan informasi media, katanya Anda akan berada di Indonesia selama 9 (sembilan) hari dan akan menambah 3 (tiga) hari lagi. Saya tidak dengar dari Tuan sendiri informasi itu, ataupun dari protokoler kerajaan, tapi dari media. Masih menurut informasi media, anda akan bertahan di Indonesia mulai tanggal 01-09 Maret 2017 sebelum ada tambahan. Kalau begitu, berarti tinggal lima hari lagi di Indonesia.

Dengan kehadiran Anda di Indonesia, sepertinya rakyat Indonesia ketiban barokah. Yang semula di media sosial penuh hoax dan aksi yang berjilid-jilid, kini mulai reda. Sebab, semua mata tertuju kepada Anda. Tertuju kepada aktivitas Anda selama ada di Indonesia, termasuk ketika anda masuk Masjid tidak membuka sepatu. Anda mungkin lupa, atau belum tahu kalau Masjid Istiqlal itu kebanggaan Indonesia.

Dalam sembilan hari di Indonesia, katanya Tuan Salman membagi waktunya dalam dua kepentingan. Pertama, 3 (tiga) hari sebagai kunjungan kerjasama kenegaraan dengan segala Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman yang ditandatangani; pertemuan dengan segenap tokoh muslim Indonesia. Untuk urusan negara, katanya tuan Salman menanam investasi tanpa bunga di Indonesia sebesar 332 triliun, jika tidak ada perubahan. Itu angka yang sangat fantastis sekali bagi kami, bisa buat makan tujuh turunan dan mungkin lebih. Urusan pihak yang mana yang dirugikan, itu bukan sepenuhnya urusan saya, tapi juga urusan Menteri Perekonomian.

Dalam pertemuannya dengan Tokoh Indonesia, Tokoh Indonesia sifatnya hanya mendengarkan uraian, atau cerita seputar Arab Saudi oleh Tuan Salman, tentu tidak pakai bahasa Indonesia, tapi pakai bahasa Arab.  Beliau mana bisa bahasa Indonesia. Eh, ternyata di tengah cerita Raja Salman yang mengharu biru, ada tokoh kita yang tidak respek terhadap cerita Anda; Raja Salman sedang cerita, beliau pakai headset mendengarkan musik. Mohon dimaafkan ya!

Kedua, 6 (enam) hari berikutnya kalau tidak nambah, beliau akan menghabiskan waktunya di Bali-tempat wisata yang terkenal dengan pantainya yang indah. Menurut sebagian cerita, tidak hanya pantainya yang indah, tetapi pengunjungnya juga indah, terutama yang dari mancanegara. Yang dari mancanegara (katanya) paling tertarik menghiasi bibir pantai dengan modal yang murah, cukup berpakaian bagian dalam saja. Ah, apalagi ini!

Saya kasihan sebenarnya dengan Tuan Salman. Sepertinya beliau akan terisolasi di tempat yang indah ini. Karena beliau akan dihadang dengan maksiat di mana-mana, sehingga pilihan paling aman harus berdiam diri di penginapan. Padahal, menurut perhitungan biaya penginapannya saja mencapai 44 M, kurang lebih demikianlah. Meski sebenarnya, bagi beliau tidak ada masalah, tapi bagi para pangeran yang masih muda, ini persoalan. Tapi itu resiko bagi orang baik.

Wallahu a'lam!

Pamekasan, 07 Maret 2017

0 komentar:

Posting Komentar