Jumat, 30 Maret 2018

Alam Bawah Tanah, Alam Bawah Sadar dan Analogi Sederhana

Alam Bawah Tanah, Alam Bawah Sadar dan Analogi Sederhana

Berbicara alam bawah tanah (akhirat) memang sesuatu yang abstrak. Karena tidak ada satu orang pun yang bisa mendeskripsikan dengan data analisis untuk memberikan keterangan konkrit perihal keberadaannya. Tetapi, kita masih bisa menggunakan pendekatan tertentu untuk setidaknya mendapatkan sebuah gambaran meski tidak segamblang realitas yang sering kita jumpai dalam kihidupan kita sehari-hari.

Membicarakan akhirat kita tidak berbicara natural tetapi berbicara supra-natural tidak juga berbicara tentang fisik tetapi tentang meta-fisik. Akan tetapi kita masih bisa mempunyai ruang untuk memahami hal itu dengan pendekatan tertentu seperti pendekatan analogis.

Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan mimpi dalam tulisan ini.
Tidur merupakan proses masa istirahatnya tubuh dan urat saraf manusia. Mata yang letih, anggota badan yang terlalu capai atau kekenyangan dengan mudah merangsang rasa kantuk dan akhirnya tertidur lelap. Dalam tidur sering muncul mimpi, padahal realitasnya orang yang sedang tidur berada di bawah alam sadar, bahkan tidur sama dengan mati sebentar, sedangkan mati sama dengan tidur yang panjang.

Lalu, kenapa orang yang berada di alam bawah sadar bisa bermimpi? Apakah mimpi itu realitas atau khayalan? Tentu saja, orang yang sedang tidur tidak bisa berkhayal. Dengan demikian, mimpi merupakan realitas yang dialami orang yang berada di alam bawah sadar. Apabila seseorang bermimpi dikejar-kejar setan, ada orang yang dalam mimpinya benar-benar ketakutan, tidurnya terlihat gelisah dan berteriak-teriak histeris. Ketika terbangun dari tidurnya, napasnya tersengal-sengal seperti baru saja dikejar anjing galak. Jika ditanya, apa yang terjadi? Dia akan menjawab, “Aku bermimpi dikejar setan.”

Secara filosofis, jika mimpi buruk cukup menyiksa orang yang sedang tidur, apalagi jika orang yang tidur panjang (mati) setiap hari bermimpi dikejar dosa yang menjadi penyebab ia disiksa atau bahkan itu sudah menjadi bagian dari siksaan itu sendiri. Setiap hari mimpi menyeramkan menghantuinya, maka setiap hari ia akan tersiksa di alam barzah, sedangkan masa kebangkitan di alam kubur masih sangat lama dan hari-hari pun tidak ada yang tahu. Maka, wajar apabila orang yang sudah meninggal itu tinggal tulang belulang bagi yang terlalu banyak dosa, karena setiap hari selalu dikejar-kejar.

Deskripsi tersebut memberikan pandangan kepada kita bahwa sesungguhnya mimpi itu adalah realitas alam bawah sadar. Mimpi tersebut sangat nyata meski tidak melibatkan faktor-faktor fisik dalam kejadian itu, disebut sangat nyata karenak seandainya kita tidak bangun maka mimpi itu merupakan kehidupannya seperti kehidupan yang kita rasakan saat ini. Kita akan sulit sekali sebenarnya untuk membedakan antara mimpi dengan yang bukan mimpi, karena jangan-jangan hari ini kita sedang bermimpi.

Bukan tidak mungkin seandainya lebih banyak tidur manusia dengan kuantitas yang cukup intens, tentu kita akan menilai bahwa kehidupan yang kita jalani adalah mimpi. Harapannya semoga mimpi kita selalu indah hingga tiba di hari akhir kelak. Amin…

Wallahu alam!

Pamekasan, 30 Maret 2018

0 komentar:

Posting Komentar